Oleh : Abdan Syakura
Waketum HMP Sosiologi Agama UIN Ar-Raniry
Memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke 76 tahun, patut dipertanyakan terkait kemerdekaan yang sebenarnya sampai saat ini, yang umurnya sudah tidak muda lagi hampir mendekati satu abad. Berbagai problem yang terjadi di Indonesia baik dari orde lama sampai sekarang. Berbicara mengenai kemerdekaan sungguh tidaklah mudah, berbagai tantangan yang ditempuh oleh para pejuang dari dulu hingga saat ini kita dapat merasakan ataupun mengenang hari kemerdekaan dengan merayakan berbagai adat-adat maupun upacara keindonesiaan dengan menjunjung tinggi nilai keindonesian dan keislaman.
Tentunya sangat menarik bila berbicara terkait kemerdekaan Indonesia yang sangat dinanti-nantikan oleh bangsa Indonesia. Menurut sudut pandang penulis, Indonesia belum seutuhnya merasakan dari makna kemerdekaan. Masih banyak yang harus diperbaiki, karena masih banyak indikator yang belum terealisasikan, sektor pertama di bidang ekonomi, Kesehatan dan Pendidikan seperti yang rakyat Indonesia rasakan pada saat ini.
Untuk memaknai hal ini, sungguh sangat tidak mudah bukan, terutamanya rezim dan para anggota yang harus memperbaikinya dan diikuti oleh rakyat dalam memperbaikinya, jika rezim dan rakyat tidak fokus memperbaiki Indonesia ini, tentunya kemerdekaan ini sungguh hanya ilusi dan sangat tidak mudah untuk dicapai.
Jika memaknai konteks kemerdekaan ini, yang sudah terealisasikan adalah kemerdekaan dari belenggu fisik dari penjajah. Karena bermacam problem berlarut-larut terjadi dalam negara ini, banyak diantara permainan kaum birokrat, oligarki dan otoriter dalam memimpin bangsa ini. Patut digaris bawahi jika mereka tidak memakai sistem KKN (korupsi,kolusi,nepotisme).
Tentunya indikator di sektor kemerdekaan ekonomi akan tercapai. Belum lagi berbicara terkait Pendidikan yang sudah ambur adur dan tidak mempunyai kejelasan terkait sektor ini, Pendidikan di Indonesia belum mencapai hasil yang maksimal. mengapa, banyak di antara rakyat Indonesia belum bisa bersekolah karena tidak mempunyai biaya. Seharusnya pemerintah harus betul-betul memprioritaskan mereka yang membutuhkan Pendidikan dengan menfalisitasi sesuai kebutuhan mereka masing-masing
Seharusnya rezim harus betul-betul memprioritaskan dan menuntaskakan terkait Pendidikan yang belum dapat dirasakan secara menyuluruh oleh seluruh anak bangsa. Jika rezim menginginkan negara ini dipenuhi oleh pemuda yang berjiwa akademis dan intelektual dan perbaikan negara tentunya mereka sangat fokus untuk memperbaiki hal ini.
Misalnya, dana yang disalurkan untuk anak bangsa kepada pemerintah untuk biaya Pendidikan jangan sempat dana itu dimakan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab bisa dibilang kalangan nepotisme hanya memperkaya perutnya sendiri dan bibit yang bersembunyi diketiak mereka. Jika dana beasiswa Pendidikan tersebut benar-benar dikucurkan maka, seluruh anak bangsa tentunya pasti merasakan kemerdekaan dalam indikator Pendidikan.
Agar Indonesia bisa merdeka seperti dinginkan oleh rakyat maka harus sama-sama bertabayyun dan menghapus kaum-kaum oligarki yang berakal bulus. Jika bangsa mengginginkan kemerdekaan seperti yang diharapkan oleh presiden RI yang pertama, kita bersama harus memberikan krtitik-kritik yang postif agar rezim memiliki kesadaran terkait problem yang dirasakan oleh rakyatnya sendiri. Justru sekarang rakyat masih sangat terancam dengan sistem perekonomian di inidonesia saat ini, karena hutang Indonesia sangat tidak sedikit jika kita berbicara konteks ini.
Ekonomi masyarakat saat ini sangat terancam apalagi ditetapkan regulasi PPKM membuat masyarakat semakin menderita dalam menjalani kehidupannya sendiri. Sungguh resesi ekonomi sangat dirasakan oleh rakyat mereka tidak tau lagi kemana tempat mengadu mereka terkait problem ekonomi ini. Ditengah kondisi seperti ini oligarki pun semakin ganas bermain layaknya harimau ingin menerkam mangsanya, sungguh kepercayaan rakyat terhadap pemimpin sudah tidak maksimal.
Sanking tidak percayanya rakyat seperti dinamika yang terjadi di Aceh saat ini, yang pemimpinnya bersandiwara diatas penderitaan rakyat, hanya menjanjikan kesejahteraan ilusi belaka, bisa dibilang “ Lage ureng meukat es lam hujen” (seperti orang jualan es dalam hujan). Rakyat sekarang tidak mudah lagi percaya janji maupun pencintraan yang dimainkan kalangan elit mainkan dan mereka lontarkan. Karena , kata sejahtera yang lama-lama diidamkan oleh masyarakat Aceh sampai saat ini tak kunjung tiba. Jadi, berhentilah kalian bersandiwara di atas penderitaan rakyat karena kondisi seperti sekarang sangat stagnan di segala sektor.
Kembali dalam konteks kemerdekaan, jika rakyat menginginkan kemerdekaan sepatutnya rakyat jangan sampai tertipu dengan ilusi dan pencintraan yang dilontarkan oleh kalangan oligarki mari sama-sama kita bangkit untuk melawan kezaliman yang terjadi di Indonesia dan menyuarakan kemerdekaan untuk Indonesia. Jika kita masih takut dalam menyuarakan kebenaran jangan berharap kemerdekaan sesungguhnya bisa dirasakan. Seperti pepatah mengatakan “berkatalah jujur walaupun itu pahit”. Sangat urgen untuk dikedepankan adalah tidak terpedaya dengan dinamika kaum birokrasi dan oligark. Kalau bisa dibumi hanguskan di negeri tercinta ini, yang hanya membuat rakyat semakin menderita.
Terlepas dari semua itu, kita tidak mesti merayakan kemerdekaan dengan eforia, kemudian merasa sebagai bangsa yang besar hanya karena kita punya banyak pahlawan dalam melawan penjajah dengan bambu runcing dan mempunyai banyak SDM, jika hutang maih terlalu banyak diluar negeri yang belum bisa dituntaskan secara spesifik. Dalam hal ini, kita semua harus menjunjung tinggi dan menghargai jasa pahlawan, karena perjuangan dari para pahlawan kita semua dapat merasakan kemerdekaan, walaupun masih banyak sektor yang belum bisa dituntaskan seperti yang penulis sebutkan dalam konteks ini.
Patut dikumandangkan bahwa saya Indonesia, saya cinta merdeka, kita semua harus benar-benar mengawasi dan mengetahui informasi yang dimainkan oleh rezim saat ini, jika kita tidak di masa perjuangan melawan penjajah. Setidaknya kita memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan tersebut dalam suasana kedamaian. Sejatinya, mempertahankan apa yang telah diberikan oleh para pahlawan sungguh tidaklah mudah. Merdeka bukan hanya berstatus tanpa penjajahan, melainkan merdeka adalah bagaimana kita berkomitmen untuk menciptakan perubahan bagi Indonesia.