Dayyus adalah para lelaki (suami) yang menjadi pemimpin untuk keluarganya dan ia tidak punya rasa cemburu serta tidak punya rasa malu terhadap kemaksiatan. Lawan daari Dayyus adalah al-Ghoyur, yaitu orang yang memiliki kecemburuan besar terhadap keluarganya sehingga dia tidak membiarkan mereka berbuat maksiat.
Termasuk kategori Dayus yaitu ridha terhadap perbuatan keji pada keluarganya yaitu membiarkannya melakukan maksiat, tidak melarangnya dan tidak marah karena Alloh ta'ala. Hal itu disebabkan rasa cemburunya sedikit dan imannya lemah. Adapun orang yang telah berusaha mengingkarinya dan menghalanginya dari perbuatan keji, maka orang ini tidak disebut Dayyus.
Seorang suami wajib memperhatikan keluarganya dengan sebaik-baiknya. Barangsiapa mengetahui ada keburukan pada istri atau anaknya, tetapi dia membiarkannya dengan alasan cinta, kasihan atau lainnya, maka ia termasuk kategori dayyus. Dayus termasuk orang yang tidak akan dilihat oleh Alloh ta'ala pada hari kiamat. Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga orang yang tidak akan dilihat Alloh pada hari kiamat; orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang meniru gaya lelaki, dan dayyus." (HR. Ahmad)
Hari ini banyak suami yang tidak cemburu ketika istri dan anak perempuannya keluar rumah dengan berdandan seronok, berpakaian tapi telanjang, memakai wangi-wangian, berpacaran, dan melakukan kemungkaran di dalam rumahnya. Bahkan, banyak juga para suami yang malah memerintahkan istri dan anak perempuannya agar tidak memakai jilbab, membiarkan anak perempuannya pacaran, membiarkan menonton acara-acara TV yang vulgar serta mendongkrak syahwat. Hal ini merupakan kesalahan yang sangat fatal.
Ketika kecemburuan laki-laki telah hilang, maka iffah/kesucian diri dan keluarganya juga tidak akan terjaga. Oleh karena itu, hendaknya seorang suami menjaga kecemburuannya. Jangan sampai ia menjadi dayyus yang diancam dengan neraka.
Lelaki sejati adalah lelaki yang memiliki kecemburuan terhadap istri dan keluarganya. Dalam Islam, kecemburuan yang benar bagian dari kesempurnaan kejantanan seorang laki-laki. Bahkan, Islam memberikan pahala syahid, bagi orang yang mati karena membela kehormatan keluarganya.
Semakin besar kecemburuan seorang laki-laki terhadap keluarga dan saudarinya muslimah ketika terjerumus ke dalam dosa, maka hal ini menunjukkan besarnya keimanannya di dalam Islam.
Sumber : Kuliah Studi Islam (KSI)